Add caption
www.newstime.co.za/…/10489/
Saat ini minimal ada sebuah nilai positif yang dihasilan dari bencana meletusnya gunung Sinabung di Karo Sumut. Bencana ini telah menjadi momentum PERGERAKAN KARO BERSATU dari seluruh dunia untuk membantu KARO itu sendiri yang sedang mengalami “musibah” dengan meletusnya gunung Sinabung. 4 kali letupan dalam range waktu yang tidak terduga menimbulkan KEKECUTAN tersendiri bagi warga karo yang tinggal diseputaran Sinabung.
Momentum yang bersejarah ini dapat dilihat dari sudut yang positif. Solidaritas KARO saat ini diharapkan tidak lagi melihat perbedaan agama, semua Karo saling tolong menolong. Karo yang hanya lima marga utama, Karo-Karo, Perangin-angin, Ginting, Sembiring, Tarigan semua saling membantu dan peduli utuk mengurangi penderitaan yang sesaat ini. Karo pada dasarnya sedang belajar dan diajarkan serta melaksanakan apa artinya KASIH ITU. Mengasihi adalah sebuah sifat Tuhan yang mulia yang sedang ditanamkan kepada orang-orang karo.
Jika saja kedepan KARO diperantauan dapat bekerjasama seperti hati ini untuk masa yang akan datang maka kemungkinan besar semua “BENCANA-BENCANA KECIL”, maksudnya seperti masalah pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial pasti akan dapat di atasi. Misalnya masalah wajib belajar 9 jika karo mau maka khusus karo dapat dilakukan wajib 12 tahun hingga tamat SMA.
Jika panitia pengalangan dana lebih dapat bekerjasama, maka bukan tidak mungkin pada kesempatan ini dibuat sebuah lembaga pengalangan dana demi kemajuan karo yang bersifat berkesinambungan yaitu misalnya dengan target ditahun 2015 karo sudah memilki SEKOLAH SMA UNGGUL, ataupun TAMAN BACAAN/BELAJAR TERPADU. Atau juga dibuat PUSAT PENGEMBANGAN BIOKIMIA TANAMAN KARO, menjadi pusat laboratorium yang bekerjasama dengan Taiwan misalnya.
Satu contoh, kemaren Aceh mengirimkan 10 mahasiswanya belajar S2 ke Taiwan dengan biaya PEMDA ACEH, wow ini membuat saya berpikir mengapa karo tidak bisa? Harus bisa!!!. Kabupaten dan propinsi lain juga bisa. Tahukah kita dengan mengirimkan sekitar 10 mahasiswa aceh hanyalah sebuah umpan untuk mendapatkan fasilitas gratis dan beasiswa lebih banyak lagi mahasiswa dari Aceh. Pemda Aceh bekerja sama dengan pemerintah taiwan “under table” (mungkin), untuk pendidikan, tidak ada salahnya. Kita bisa, mengapa tidak? Ini sebuah terobosan yang dilakukan Aceh. Kalau saja pemda Karo berani Taiwan pasti akan sangat bergembira. Namun modal awalnya tetap diperlukan untuk mengirim secara resmi orang karo untuk belajar ke Taiwan, dan dana itu dapat kita upayakan melalui momentum seperti ini.
Sekali lagi dengan kejadian ini sesunguhnya TUHAN mengajak Orang Karo untuk melihat pekerjaan Tuhan yang luar biasa dari sebuah bencana dengan selalu melihat secara positif. Dan yakinlah bahwa Tuhan bekerja dalam bencana ini untuk membuat karo semakin saling perduli dan dapat bekerja sama. Semoga saja pemikiran ini dapat dilaksanakan sebagai sebuah kesempatan ke masa depan.